Refarat Divisi
Infeksi dan Penyakit Tropis Kepada
yth:
Flora
normal pada tubuh manusia
Penyaji : dr. Abdullah Shiddiq Adam
Hari /
Tanggal : Jumat / 20
Nov 2015
Pembimbing : Prof. dr. Chairuddin P Lubis, DTM&H,
SpA(K)
Prof.DR.dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, MSc(CTM),
SpA(K)
dr.
Ayodhia Pitaloka,M.ked(Ped), SpA, PhD(Clin.Trop.Med)
dr. Inke Nadia Lubis, M.ked(Ped),
DTM&H, SpA
dr. Hendri Wijaya,M.Ked(Ped), SpA
Pendahuluan
Manusia secara konstan berhubungan dengan beribu-ribu mikroorganisme.
Mikroba tidak hanya terdapat di lingkungan, tetapi juga menghuni tubuh manusia.
Pada tubuh manusia ditemukan sekitar 1014 bakteri. Flora normal
merupakan populasi dari bakteri. Flora
normal adalah relatif stabil dan hidup di berbagai lokasi tubuh manusia selama
periode tertentu. Flora normal dapat ditemukan di tubuh manusia seperti kulit
(terutama daerah lembab, seperti pangkal paha dan di antara jari kaki), saluran
pernafasan (terutama hidung), saluran kemih, dan saluran pencernaan (terutama
mulut dan usus besar). Di sisi lain, area tubuh seperti otak, sistem peredaran
darah dan paru-paru tetap steril (bebas mikroba).1,2
Mikroorganisme secara tetap terdapat pada permukaan tubuh manusia
adalah komensal. Mikroorganisme dapat tumbuh subur pada daerah tertentu, tergantung
pada faktor-faktor fisiologik, suhu, kelembaban dan adanya zat-zat makanan dan
zat-zat penghambat tertentu. Adanya mikroorganisme ini tidak penting untuk
kehidupan, sebab binatang bebas kuman dapat dipelihara tanpa adanya flora
mikroba normal. Flora yang menetap pada daerah tertentu memegang peranan
tertentu dalam mempertahankan kesehatan dan fungsi normal. 1,3
Sebenarnya mikroorganisme yang terdapat pada tubuh
manusia tak dapat digolongkan dengan tegas, apakah termasuk komensal atau
patogen bagi manusia. Flora dalam tubuh manusia dapat menetap atau hanya
bersifat transient. Mikroba normal yang menetap, tidak menyebabkan penyakit dan
bahkan dapat memberikan keuntungan bila kuman tersebut berada dilokasi yang
semestinya dan tanpa adanya keadaan abnormal. Namun mikroba tersebut dapat menyebabkan
penyakit bila keadaan tertentu berada ditempat yang tak semestinya atau ada
faktor predisposisi.3
Tujuan dari penulisan refarat
ini adalah untuk menjelaskan secara ringkas mengenai Flora
normal pada tubuh manusia
Definisi
Flora normal atau mikrobiota adalah kumpulan organisme
yang ditemukan secara alamiah pada tubuh manusia dilokasi anatomi tertentu dan
jumlah tertentu serta tidak menyebabkan penyakit dalam kondisi normal.3
Fungsi flora normal
Flora normal sangat penting bagi kehidupan manusia
karena dapat berperan membantu
melindungi tubuh dari infeksi bakteri pathogen, beberapa mikroba bertanggung jawab untuk menstimulasi sistem kekebalan tubuh terutama pada
bayi, untuk metabolisme asam lemak di kulit, untuk pencernaan makanan di saluran
pencernaan, memproduksi vitamin
penting seperti vitamin K dan mungkin untuk ketahanan terhadap keparahan kanker.4,5
Penelitian pada hewan yang sejak lahir
disterilkan dari bakteri apapun (germ-free animal) ternyata lapisan mukosa
usus halusnya tidak berkembang dan hewan ini mati karena atoni usus, sementara
hewan kontrol berkembang (dihuni flora normal) , memiliki anatomi usus yang
normal. Selain menguntungkan, flora normal dapat juga membahayakan karena dapat
menimbulkan infeksi misalnya pada keadaan imunitas yang menurun. Faktor-faktor
yang mempengaruhi densitas dan penyebaran flora normal adalah kondisi lokal
seperti pH, temperatur, oksigen, air, nutrisi serta faktor lainnya seperti
peristaltik usus, saliva, sekresi lisozim dan imunoglobulin.2
Penekanan flora normal menyebabkan dilokasi tersebut cenderung
akan diisi oleh mikroorgansime lainnya dari lokasi tubuh yang lain dan
mikroorganisme tersebut dapat bersifat patogen opportunitis dan dapat menjadi
patogen.1 Sebaliknya flora normal dalam keadaan tertentu dapat
menyebabkan infeksi pada suatu penyakit. Mikroorganisme menyesuaikan diri
terhadap cara kehidupan tidak invasif yang ditetapkan oleh pembatasan lingkungan.
Bila dengan paksa disingkirkan dari lingkungannya yang terbatas ini dapat masuk
ke dalam aliran darah atau jaringan, maka organisme tersebut akan menjadi
patogen. Sebagai contoh bakteri Streptococcus golongan viridans merupakan
organisme yang menetap, paling sering ditemukan pada saluran pernapasan bagian atas.
Bila sejumlah besar kuman dimasukkan ke dalam aliran darah (misalnya setelah ekstraksi
gigi atau tonsilektomi), kuman dapat tinggal pada katup jantung yang abnormal
dan menyebabkan endokarditis infektif sub akut. Demikian juga kuman Bacteroides
yang merupakan kuman menetap di usus besar dan paling sering ditemukan
tetapi tidak berbahaya pada lokasi tersebut dan bila masuk ke dalam rongga
peritonium atau ke dalam jaringan pelvis menyebabkan supurasi dan bakteriemia. anggota
flora normal menetap yang dapat menyebabkan penyakit disebut kuman patogen opportunistik.1,3
Flora normal dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok
a. Resident flora / Mikroorganisme yang menetap terdiri mikroorganisme yang
relatif tetap dan biasa ditemukan di daerah-daerah dan pada umur tertentu. Bila terganggu mikroorganisme itu akan tumbuh kembali dengan segera.6
b. Transiet flora / Mikroorganisme yang menetap sementara yang terdiri dari
mikroorganisme yang tidak patogen atau potensial patogen yang mendiami kulit
atau selaput lendir selama beberapa jam, hari atau minggu. Mikroorganisme yang
bersifat sementara pada tubuh manusia umumnya sedikit berpengaruh selama mikroorganisme
penghuni normal tetap utuh, namun bila
flora penghuni terganggu, mikroorganisme yang bersifat sementara dapat
berkolonisasi, berfloriferasi dan menimbulkan penyakit.1,3
Pembentukan flora normal
a. Saat proses kelahiran bayi
Mekonium bayi yang baru lahir secara mikroskopik tidak mengandung bakteri.
Namun dalam waktu 24 jam pertama akan timbul bakteri Coliform, Enterococci Lactobacilli, produk pembusukan kuman Clostridium
dan Staphylococcus sebagai
flora normal saluran cerna. Jumlah bakteri ini kurang lebih sebanyak 1011
per gram feses. Hari ke 3-4 setelah lahir, Bifidobacteria mulai
berkembang biak mengikuti kuman flora normal sebelumnya seperti bakteri Coliform,
Enterococci dan hasil
pembusukan bakteri. Selanjutnya Bifidobakteria akan tumbuh lebih pesat
sedangkan bakteri lainnya akan berkurang hingga sampai seper seratusnya. Selanjutnya,
Bifidobakteria akan menjadi flora normal atau mikrobiota yang utama di dalam saluran cerna bayi baru lahir.4
b. Pemberian asi dan susu formula
Flora normal usus pada bayi yang mendapatkan ASI dan susu botol berbeda.
Walaupun sebagian besar bayi dengan ASI mengandung Bifidobacteria, namun
sebagian kecil dari kelompok ini tidak dijumpai Bidobacteria. Sedangkan
kuman aerob seperti bakteri Coli dan Enterococci sebanyak 10 kali
lebih besar dibandingkan yang mendapatkan ASI. Jumlah kuman anaerob dan Bacteroides sama.3
Bila feses bayi yang mendapatkan ASI diperiksa dibawah
mikroskop, maka tampak adanya kuman gram positif lebih dominan dibandingkan
kuman gram negatif. Sedangkan yang mendapatkan susu botol, didapatkan kuman gram
negatif lebih dominan dibandingkan dengan gram positif. Pada tinja bayi yang
mendapatkan ASI, per gram fesesnya dijumpai Bifidobacteria
sebanyak 1010 hingga 1011. Sedangkan kuman Coliform dan Enterococci sebanyak 108 per gram feses, termasuk kuman
anaerobik lainnya dan Bacteroides
yang berfungsi sebagai kuman pembusuk.3,4
Penyebaran flora norma pada manusia
A. Kulit
Kulit merupakan bagian tubuh yang
secara langsung berhubungan dengan udara luar sehingga kulit cenderung
mengandung mikroorganisme sementara. Walaupun demikian, pada kulit terdapat mikroorganisme
yang merupakan flora normal yang menetap dikulit. Adapun flora normal yang
terdapat pada kulit berbeda-beda menurut daerah anatomik yang dibatasi oleh sekresi
mukosa, kebiasaan memakai pakaian atau yang dekat dengan selaput lendir (mulut,
hidung dan daerah perineum).3
Perbedaan
flora
bakteri berbeda sesuai lokasi di
kulit: 1) ketiak,
perineum, dan jari kaki, 2) tangan,
wajah dan punggung, 3)
lengan atas dan kaki. Lokasi kulit didaerah ketiak, perineum dan jari kaki mengandung lebih banyak
mikroorganisme daripada daerah kaki,
lengan dan punggung. Perbedaan jumlah mungkin berhubungan dengan peningkatan kelembaban, suhu
tubuh yang tinggi, dan tingginya konsentrasi lemak di permukaan kulit. Ketiak,
perineum dan
jari kaki lebih sering terjadi kolonisasi kuman Gram-negatif
dari pada
lokasi yang kering di kulit.2
Mikroorganisme yang menetap pada kulit sebagian besar adalah kuman
Dipteroid aerob dan anaerob ( misalnya
Corynebacterium dan Propionibacterium), Staphylococcus aerob non hemolitic dan anaerob ( Staphylococcus
epidermidis, kadang-kadang Staphylococcus aureus, Peptococcus).
Kuman-kuman gram positif, aerob, kuman membentuk spora yang banyak terdapat di
udara, air dan tanah, Streptococcus alpha
hemolitic ( S. viridians ) dan Enterococcus ( Streptococcus faecalis )
dan kuman gram negatif Coliform serta
Acinetobacter. Jamur sering terdapat pada lipatan-lipatan kulit,
mikrobakteria tahan asam yang tidak patogen banyak terdapat pada daerah yang
banyak mengandung sekresi sebasea ( genitalia, telinga luar ).3
B. Mata
Mata sering terpapar
dengan lingkungan luar dan mikroba. Flora normal konjungtiva dalam keadaan
normal jarang karena dikendalikan oleh air mata yang mengandung lisozim dan
menghambat pertumbuhan kuman.2,3 Adapun jenis kuman yang
merupakan flora normal pada mata adalah Staphylococcus
epidermidis, S. aureus, Haemophilus spp,
Streptococcus pneumoniae,
Corynebacteria, Neisseriae dan Moraxellae. Dalam keadaan normal
organisme
tersebut tidak berbahaya pada mata namun pada keadaan tertentu seperti cedera
pada mata, kuman mikroba tersebut dapat menyebabkan infeksi opportunitis.3
C. Telinga
Flora liang telinga luar biasanya gambaran flora kulit. Dapat di jumpai Streptococcus pneumonia, batang gram
negatif termasuk Pseudomonas aeruginosa,
Staphylococcus aureus dan kadang – kadang Mycobacteria
saprofit. Telinga bagian dalam dan tengah biasanya steril.7
D.
Saluran pernafasan atas
Flora hidung terutama terdiri dari Corinebacterium, Staphylococcus ( Staphylococcus aureus, Staphycoccus
epidermidis ) dan Streptococcus. Selaput lendir mulut dan
farings sering kali steril waktu lahir, tetapi mungkin terjadi kontaminasi pada
saat janin melewati jalan lahir. Dalam waktu 4 sampai 12 jam setelah lahir, Streptococcus
viridians sebagai flora utama yang menetap dan kemungkin berasal dari saluran napas ibu
atau pengasuh. Pada permulaan kehidupan, di ikuti bertambahnya kuman Staphylococcus
aerob dan anaerob, Diplococcus
gram negatif ( Neisseria, Branhamella ), Dipteroid, dan kadang-kadang Laktobasilus.3
kuman yang mempunyai potensi patogen juga ditemukan di faring seperti Haemophilus, Mycoplasma dan Pneumococcus.2
Saat gigi mulai tumbuh, beberapa flora normal akan menetap
seperti spirocheta anaerobik, Protovella (khususnya P.
melaninogenicus), Spesies Fusobacterium, Rhotia spesies, Capnoctophaga
spesies dan beberapa Vibrio aerob serta laktobasilus. Sedangkan
jenis Actinomyces dalam keadaan normal terdapat dalam jaringan tonsil
dan gingiva orang dewasa dan ditemukan juga beberapa protozoa. Jamur (spesies Candida)
terdapat dalam mulut.3
Saluran pernafasan atas merupakan
lokasi kuman mengalami kolonisasi menjadi kuman patogen seperti Neisseria
meningitides, C diptheriae, Bordetella pertussis. Sedangkan saluran pernafasan bagian bawah (
bronkus kecil dan alveoli ) dalam
keadaan normal bersifat steril.1,7
E. Saluran pencernaan
Saluran pencernaan merupakan lokasi yang paling banyak mengandung
mikroorganisme, terutamanya usus besar yang sangat kaya akan bahan nutrisi.
Lebih dari 500 jenis flora normal di usus umumnya menguntungkan.7
Flora normal pada mulut
tidak mudah dihilangkan dengan membersihkan gigi dan gusi dalam rongga mulut. Saat gigi
tumbuh pertama sekali pada bayi merupakan awal kolonisasi kuman. Bakteri
tersebut akan mencapai lambung dan dimusnahkan melalui asam klorida. Beberapa
mikro organsisme akan berkolonisasi dalam rongga mulut dalam berberapa jam
setelah lahir seperti Streptococcus, Neisseria, Veillonella, Actinomyces
dan Lactobacillus.6,7
Bakteri yang berkoloni di
rongga mulut dalam tahun pertama kehidupan adalah mikroba aerob dan obligat
aerob. Selanjutnya saat tumbuh gigi, mikroba
aerob seperti Porphyromonas spp,
Prevotella sp dan bakteri koloni lainnya menyebabkan lingkungan anaerob
diantara celah gigi dan gusi. Saat gigi tumbuh maka rongga tersebut akan
dihuni oleh Streptococcus sanguis dan Streptococcus mutans yang
akan merusak email gigi. Bakteri didalam cairan saliva S.
Salivarius. Bakteri normal dijumpai pada rongga mulut dapat menyebabkan
pembentukan plak gigi, infeksi rongga mulut dan infeksi gusi. Mikro lain yang
ditemukan dirongga mulut adalah diphtheroid,
Eikenella corrodense, S. aureus, streptococcus beta haemolitikus, Haemophilus spp, Candida spp dan Streptococcus viridians.7
Di
lambung, flora normal bersifat transient dengan konsentrasi sangat rendah
(103-106/ g ).2 Helicobacter pylori
merupakan kuman yang dominan di lambung dan menentukan
flora mikroba lain di lambung. Saat Helicobacter
pylori menghuni
lambung sebagai komensal maka dijumpai berbagai mikroba lain seperti Streptoccocus, Prevotella, Veillonella
dan Rhotia. Bila jumlah mikroba
tersebut menyusut maka H. Pylori bersifat patogen yang mengakibatkan pembentukan
ulkus dan gastritis.2,8
Mikroba
di usus di dominasi oleh 4 filum utama : Bacteroidetes, Firmicutes,
Proteobacteria, dan Actinobacteria. Usus besar dominan
dihuni oleh Firmicutes
dan Bacteroidetes.
Usus manusia merupakan
lokasi utama kuman patogen seperti Campylobacter jejuni, Salmonella enterica,
Vibrio kolera
dan Escherichia coli ( E. Coli ), dan Bacteroides fragilis tetapi jumlah yang rendah ( 0,1% atau kurang dari Seluruh mikroba usus ). Mikroba pada usus yang sehat menunjukkan jumlah
filum Proteobacteria rendah
sedangkan lebih banyak ditemukan mikroba seperti Bacteroides,
Prevotella dan Ruminococcus. Selain itu, adanya perbedaan mikroba antara lumen dan
permukaan mukosa usus. Bacteroides,
Bifidobacterium,
Streptococcus, Enterobacteriacae,
Enterococcus,
Clostridium, Lactobacillus
dan Ruminococcus merupakan mikroba yang
dominan pada lumen usus
(dapat di identifikasi
dalam tinja), hanya
Clostridium, Lactobacillus, Enterococcus
dan Akkermansia
yang dominan ditemukan pada mukosa dan mukos ( mendeteksi lapisan mukosa dan epitel
usus halus ).8
Pada
keadaan normal di duodenum sedikit flora normal ( 0-103 / g ). Ileum mengandung
flora yang beragam dengan jumlah sedikit lebih banyak ( 106-108 / g ). Flora di usus besar lebih banyak yang berfungsi sebagai pertahanan tubuh (109-1011 / g) dan sebagian besar mengandung kuman anaerob.2
Flora normal saluran pencernaan berperan dalam mensintesis
vitamin K, konversi pigmen empedu dan asam empedu, absorpsi zat makanan dan
pertahanan terhadap mikroba patogen. Obat-obatan anti mikroba yang diberikan
secara oral, pada manusia dapat menekan untuk sementara unsur-unsur flora tinja
yang peka obat. Mikroorganisme yang peka terhadap obat-obatan, diganti dengan mikroorganisme
yang resisten obat khususnya Staphylococcus, Enterobacter, Enterococcus,
Proteus, Pseudomonas, Clostridium
difficile dan jamur.
Bila memakan Lactobacillus acidofilus dalam jumlah yang besar maka akan menyebabkan mikroorganisme
akan menekan sebagian mikro flora usus
lainnya.3
F. Saluran
kemih
Berbagai mikroba yang biasanya ditemukan dalam sistem urogenital seperti Coagulase negative
Staphylococci, Mycobacterium spp, Bacteroides spp,
Fusobacterium species, Peptostreptococcus spp, Diphtheroids, Streptococcus (various
species), Lactobacillus spp, Peptostreptococcus spp, Candida spp,
Clostridium spp, Gardenerella vaginalis.7 Uretra anterior manusia
mengandung mikroba yang
sama dengan yang ditemukan di kulit dan perineum dalam jumlah yang sedikit.
Interpretasi kultur urin harus dilakukan dengan hati-hati karena flora dijumpai
di uretra anterior dan sampel urin mengandung mikroorganisme 10 4 /ml
bila urin pancaran tengah tidak diperoleh.3,7
G. Vagina
Segera setelah lahir, laktobasil aerob terdapat dalam vagina dan menetap selama pH
tetap asam (beberapa minggu). Bila pH menjadi netral ( tetap demikian sampai
mencapai pubertas) terdapat campuran kokus dan basil. Pada waktu pubertas,
Laktobasil ditemukan kembali dalam jumlah yang besar dan menambah
mempertahankan pH asam melalui pembentukan asam dari karbohidrat, khususnya
glikogen. Adapun tujuan keasaman tersebut merupakan mekanisme penting untuk
mencegah menetapnya mikroorganisme lainnya, mungkin mikroorganisme yang
merugikan dalam vagina. Bila Laktobasil ditekan oleh pemberian obat-obat antibiotika
mikroba, jamur atau berbagai kuman akan bertambah jumlahnya dan menyebabkan
iritasi dan peradangan. Flora normal vagina sering pula meliputi Streptococcus
anaerobic (Peptostreptococcus), spesies Bacteroides, Clostridia, Gardnella (Haemophilus) vaginalis, Ureaplasma
urealyticum, dan
kadang-kadang Listeria. Lendir
serviks mempunyai aktivitas anti kuman dan mengandung lisozim.3
Kesimpulan
sFlora normal dapat ditemukan di tubuh manusia. Flora dalam tubuh manusia dapat menetap atau hanya bersifat
transient. Mikroba normal yang menetap, tidak menyebabkan penyakit dan bahkan
dapat memberikan keuntungan bila kuman tersebut berada dilokasi yang semestinya
dan tanpa adanya keadaan abnormal. Namun mikroba tersebut dapat menyebabkan
penyakit bila keadaan tertentu berada ditempat yang tak semestinya atau ada
faktor predisposisi
DAFTAR PUSTAKA
1.
Normal flora of human. National Institute of Open
Schooling. Diakses [ 10 November 2015 ] Tersedia di www.nios.ac.in/media/document/dmlt/microbiology.lesson
7.pdf
2.
Davis
CP. Flora normal. Dalam : Baron, penyunting. Medical
microbiology.
Texas: Galvesto; 1996.h.1-8
3.
Brooks
GF, Carroll KC, Butel MJ,
Morse SA. Normal microbial flora of
human body. Dalam : Brooks GF, Carroll KC, Butel MJ, Morse
SA, penyunting. Jawetz,
Melnick, & Adelberg's Medical Microbiology. Edisi ke-24. Sanfransisco: Appleton
& Lange; 2007.h.1-7
4.
Baltimore RS, Jenson HB. Normal
microbial. Dalam : Adler SP, Aronoff
SC, Ascher DP, Baker MD, Baltimore RS, Bell LM, penyunting. Pediatric
infection disease. Philadelphia: W.B. Saunders Company; 2002.
5.
Lynne, Farland. Normal flora : diversity
and function. Microbial
ecology in health and diseasee. 2002; 12:193-207.
6.
Normal
microbial flora. 2010 [ diakses
tanggal 10 november 2015 ]. Tersedia di :
www. hacettepemikrobiyoloji.com/ogrenci/MicrobialFlora.2013.pdf
7.
Prasad G, Minakshi. Normal microbial flora of human body and host parasite
relationship. Immunology and medical microbiology. Hisar : Department of Animal Biotechnology College of Veterinary Sciences – Hary. 2007.h.1-11
8.
Jandhyala SM, Talukdar R, Subramanyam C,Vuyyuru H, Sasikala M, Reddy
DN
Role of the normal gut microbiota. World
J Gastroenterol. 2015;21: 8787-803.
9.
Normal flora of human. National Institute of Open
Schooling. Diakses [ 10 November 2015 ] Tersedia di www.nios.ac.in/media/document/dmlt/microbiology.lesson
7.pdf
10.
Davis
CP. Flora normal. Dalam : Baron, penyunting. Medical
microbiology.
Texas: Galvesto; 1996.h.1-8
11.
Brooks
GF, Carroll KC, Butel MJ,
Morse SA. Normal microbial flora of
human body. Dalam : Brooks GF, Carroll KC, Butel MJ, Morse
SA, penyunting. Jawetz,
Melnick, & Adelberg's Medical Microbiology. Edisi ke-24. Sanfransisco: Appleton
& Lange; 2007.h.1-7
12.
Baltimore RS, Jenson HB. Normal
microbial. Dalam : Adler SP, Aronoff
SC, Ascher DP, Baker MD, Baltimore RS, Bell LM, penyunting. Pediatric
infection disease. Philadelphia: W.B. Saunders Company; 2002.
13.
Lynne, Farland. Normal flora :
diversity and function. Microbial
ecology in health and diseasee. 2002; 12:193-207.
14.
Normal
microbial flora. 2010 [ diakses
tanggal 10 november 2015 ]. Tersedia di :
www. hacettepemikrobiyoloji.com/ogrenci/MicrobialFlora.2013.pdf
15.
Prasad G, Minakshi. Normal microbial flora of human body and host parasite
relationship. Immunology and medical microbiology. Hisar : Department of Animal Biotechnology College of Veterinary Sciences – Hary. 2007.h.1-11
16.
Jandhyala SM, Talukdar R, Subramanyam C,Vuyyuru H, Sasikala M, Reddy
DN
Role of the normal gut microbiota. World
J Gastroenterol. 2015;21: 8787-803.