Jumat, 28 November 2014

Gangguan membaca pada anak dan remaja





I.          PENDAHULUAN
              Gangguan belajar pada anak atau remaja belajar ditandai dengan  prestasi yang rendah di sekolah dalam hal membaca, menulis atau menghitung dibandingkan dengan kemampuan intelektual secara keseluruhan pada anak.1 Sekitar lima persen anak sekolah  anak sekolah umumnya mengalami gangguan belajar. Gangguan belajar bukanlah gangguan tunggal tetapi termasuk gangguan yang saling berkaitan dengan membaca, berbahasa dan menghitung.2 Kriteria diagnostik gangguan belajar dalam DSM-IV (DSM-IV-TR) meliputi gangguan membaca, gangguan menghitung, gangguan  menulis , dan gangguan belajar tidak  spesifik 1
                   Gangguan membaca adalah suatu bentuk gangguan belajar yang melibatkan adanya kegagalan signifikan pada keakuratan bacaan, kecepatan membaca atau pemahaman yang menyebabkan penurunan prestasi akademik dan aktivitas sehari-hari. Penderita gangguan membaca akan mengalami penurunan kemampuan membaca yang tidak sesuai dengan tingkat intelegensia, kesehatan pendidikannya dan kesehatan fisik. Gangguan membaca umumnya disebut disleksia.3
              Gangguan membaca pertama kali ditemukan pada tahun 1896 di Inggris, berdasarkan suatu penelitian pada anak laki-laki yang cerdas dan pintar yang memiliki kesulitan dalam membaca.4
 
            Satu dari lima anak setidaknya mengalami kesulitan dalam belajar membaca. beberapa bukti menunjukkan sebagian besar anak sekolah dengan gangguan membaca gagal untuk mengejar  kemampuan membaca dengan teman sebayanya. Meskipun sebagian anak akhirnya mampu membaca, berapa anak terus mengalami gangguan membaca dan tidak pernah lancar  membaca. perkembangan dini kemampuan membaca sangat penting dan upaya harus dilakukan untuk mengindentifikasi anak-anak dengan gangguan membaca dan melakukan intervensi sedini mungkin.5

Adapun tujuan dari penulisan Refarat ini adalah untuk membahas gangguan membaca, definis, epidemiologi, etiologi, gejala, diagnosa, deteksi gejala dini, penilaian gangguan membaca, diagnosa banding dan terapi pada gangguan membaca.

2. Definisi
            Gangguan membaca didefinisikan sebagai kemampuan membaca di bawah tingkat yang diharapkan sesuai usia anak, pendidikan, dan kecerdasan yang signifikan menganggu keberhasilan akademis atau kegiatan sehari-hari yang melibatkan membaca. Menurut DSM-IV-TR, bila ada kondisi neurologis atau gangguan sensorik, gangguan membaca yang diperlihatkan berlebihan biasanya berhubungan dengan kondisi lain.1
3. Epidemiologi
            Menurut National Institute of health, terdapat 5-15 % gangguan membaca dari keseluruhan populasi. 80 % anak yang mengalami gangguan belajar memiliki gangguan membaca. Penelitian lainnya menunjukkan 4 % dari usia anak sekolah mengalami gangguan membaca dengan riwayat keluarga yang memiliki gangguan yang sama. Shaywitz et al. melaporkan prevalensi gangguan membaca 5,6 % pada usia 6 tahun, 7 % pada usia 8 tahun dan 5,4 % pada usia 10 tahun. Dan perbandingan 1:3-5 antara anak laki-laki dan perempuan. 6

4. Komorbiditas
Anak-anak dengan gangguan membaca sering berhubungan dengan ADHD, diperkirakan 36 % anak dengan ADHD mengalami gangguan membaca. Gangguan sosial juga sering dialami anak dengan ADHD. adanya peningkatan gangguan kecemasan, menarik diri dan depresi pada anak dengan gangguan membaca dibanding tanpa gangguan ini.1,4
5. Etiologi
a.    Masalah persepsi visual
Pada awal abad 20, disleksia dipercaya disebabkan oleh kerusakan pada sistem pengolahan data visual yang mengelola kata-kata dan huruf. Terapi yang diberikan pada defek ini berupa pelatihan mata dan pelatihan lainnya yang digunakan untuk meningkatkan persepsi vuisual terhadap kata-kata dan huruf.
b.    Pemrosesan fonem
Disleksia melibatkan adanya gangguan pemrosesan dari unit-unit linguistik yang disebut fonem, yang melibatkan keseluruhan ucapan dan kata-kata yang ditulis. Area pemrosesan fonologik di otak harus memecah kata  menjadi unit-unit fonem sebelum kata-kata tersebut di indentifikasi, dipahami, disimpan atau di ingat. Dalam pembicaraan sehari-hari, proses ini berlangsung otomais tanpa disadari oleh pembicara dan pendengar. Penelitian menunjukkan bahwa membaca menunjukkan cara berbicara dari seseorang. Untuk membaca seseorang mesti mengenali suatu tampilan huruf pada urutan tertentu baru bisa menimbulkan suara dari huruf tersebut. Untuk belajar membaca, individu harus bisa menyatukan huruf menjadi suara selanjutnya mengubah huruf-huruf tersebut menjadi kata secara spontan. Proses ini melibatkan kelancaran membaca yang cepat dan pembaca juga harus mengingat kata dan menghubungkan maknanya pada kalimat atau paragraf yang dibaca. Pengolahan fonem yang lambat merupakan penyebab gangguan utama dalam membaca
c.    Neurofisologi
PET Scan menunjukkan adanya penurunan aktivitas daerah perisilvii kiri termasuk girus temporal dan medial pada gangguan membaca. Gambaran neurofisiologi juga menunjukkan bahwa bagian anterior otak teraktivasi saat proses fonologik. Bagian temporo oksipital yang aktif saat adanya persepsi otomatis berpengaruh pada gangguan membaca. Analisa kerusakan anatomi menunjukkan bahwa regio ini berperan penting dalam pembentukan dan perepsi bentuk kata.
d.    Genetik.
Pada penelitian genetik dan neurobilogi menunjukkan bahwa gangguan membaca dapat diturunkan melalui autosomal dominan.4
6. Tanda dan Gejala
            Anak dengan gangguan membaca, mempunyai masalah dalam pengulangan dan pemisahan bunyi yang menyusun kata-kata saat berbicara. Kemampuan membaca pada anak diawali dengan mengenal kata yang mana melibatkan kemampuan memisah bunyi kata dan mencocokkan dengan tulisan. Anak dengan gangguan membaca sulit menghubungkan suara pada saat berbahasa dengan bentuk tulisan pada kata-kata. mereka sulit untuk memahami kalimat.7
Secara umum gangguan membaca membaca pada anak meliputi:
a.    Kesulitan menentukan arti dari kalimat yang mudah
b.    Kesulitan mengenal tulisan kata
c.    Kesulitan mempelajari pengulangan bunyi
Tanda gangguan membaca pada anak umumnya meliputi
1.    Kesulitan mengindentifikasi atau mengenal satu kata tunggal
2.    Kesulitan memahami bunyi kata, urutan kata dan irama
3.    Gangguan mengeja
4.    Susunan huruf yang tidak sesuai dalam kata
5.    Mengganti huruf-huruf dalam kata
6.    Kesulitan membaca kata-kata secara keseluruhan
7.    Membaca lambat
8.    Gangguan dalam belajar mencakup keterlambatan bicara, gangguan arah, gangguan lawan kata, gangguan menghitung dan menulis.3
Gejala Disleksia sulit dikenali sebelum anak masuk sekolah, tetapi beberapa tanda awal mungkin menunjukkan adanya masalah. Setelah anak mencapai usia sekolah, seorang guru mungkin menjadi yang pertama untuk melihat masalah tersebut. Kondisi ini sering menjadi jelas saat seorang anak mulai belajar membaca.3
7. Deteksi dini gejala
Riwayat anggota keluarga dengan gangguan belajar membuat orang tua, guru dan dokter untuk waspada terhadap kemungkinan gangguan ini.  Riwayat keterlambatan perkembangan berbicara, berbahasa, kata yang beirama atau huruf atau kata-kata yang mirip sebagai indikasi awal tanda disleksia. Orang tua atau guru dapat mendeteksi lebih awal pada usia pra sekolah. Namun kebanyakan kasus gangguan belajar tidak ditemukan sampai anak mengalami kesulitan akademik disekolah. Anak akan mengalami gangguan membaca, mengeja, menulis, mengingat kata atau berhitung. Karena perbaikan lebih efektif pada tahap awal gangguan, diagnosis menjadi sangat penting. Efek disleksia dapat berbeda-beda pada setiap anak tergantung tingkat keparahan, efektivitas dan waktu pemberian latihan dan pengulangan.8
8.    Kriteria diagnosa gangguan membaca
            Kriteria gangguan membaca dalam DSM IV : a) Kemampuan membaca           ( ketepatan, kecepatan atau pemahaman bacaan ) dilakukan pada individu sesuai umur, intelejensi dan pendidikan yang menurun sekali dari yang diharapkan. b)  gangguan membaca sangat mempengaruhi pencapaian akademik atau aktivitas sehari-hari yang diperoleh melalui kemampuan membaca. c) bila terdapat defisit sensorik, kesulitan membaca yang melebihi biasanya berkaitan dengan hal tersebut.9
9.    Pemeriksaan fisik dan Penunjang
            Pemeriksaan fisik memiliki peran yang sangat terbatas dalam mendiagnosa disleksia. Gangguan sensori primer harus disingkirkan. Pemeriksaan neurologi pada penderita disleksia biasanya normal. Pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan radiologis, elektroensefalografi dan analisa kromosom hanya dilakukan jika ada indikasi klinis. Pada kasus tertentu, pemeriksaan  genetik seperti sindrom klinefelter yang berhubungan dengan kesulitan bahasa dan membaca.10
10. Penilaian membaca
Membaca dinilai berdasarkan kelancaran dan pemahaman.Test yang digunakan untuk menilai fonologi anak adalah comprehensive test of phonological      (CTOOP). Test ini standar dilakukan untuk anak usia 5 tahun sampai dewasa.  Pada anak usia sekolah salah satu test yang penting adalah untuk menilai apakah anak tersebut dapat menganalisa kata. Test yang digunakan adalah Woodcook-Johnson III dan Woodcock Reading mastery test. Kefasihan berbicara di nilai dengan Gray oral rading test. Untuk menilai kecepatan  membaca suatu kata digunakan Test of world reading efficiency ( TOWRE )10
11. Diagnosa Banding
            Gangguan membaca sering disertai dengan gangguan penyerta seperti gangguan berbahasa, gangguan menulis, ADHD, retardansi mental, global deficit delay, anak tidak sekolah.1,7
12. Skrining
Dokter sebaiknya melakukan skreening pada anak-anak pra sekolah untuk mendeteksi gangguan bicara dan berbahasa. Berbagai pemeriksaan yang murah dan sesuai yang tersedia di pusat pelayanan kesehatan. Seperti pemeriksaan PEDS pada laporan orang tua, hanya butuh waktu lima menit untuk scoring dan interpretasinya.  Alat skreening lainnya juga tersedia untuk anak usia sekolah.  The Safety Word Inventory and Literacy Screener telah memvalidasi skreening yang berfokus pada gangguan membaca pada anak usia 6-14 tahun. Skreening ini hanya butuh waktu kurang dari lima menit dan mempunyai nilai spesifisitas sekitar 80 %.5
13. Terapi
Intervensi melalui program pelatihan pada anak gangguan membaca sebaiknya diberikan untuk meningkatkan kepekaan bunyi kata, kemampuan menyatukan kata, memisah kata dan pemahaman bacaan. Intervensi diberikan oleh seorang guru yang ahli menggunakan pendekatan pelatihan kepekaan terhadap bunyi kata. Pada tahap awal fokus pada perbaikan bacaan.5 Pelatihan langsung membaca (mengeja dan menulis) dianggap sebagai terapi penting untuk siswa dengan gangguan membaca. Seseorang dilatih untuk menggunakan metode ini yang menekankan pelatihan pada hubungan antara huruf dan bunyi yang menitik beratkan pada perbaikan pengucapan bunyi secara sadar.  Kebanyakan model pelatihan menggunakan berbagai panca indra.  Anak-anak melihat tulisan di kertas dan mendengar bunyi, mereka mencari kertas tersebut mengatakan nama dan bunyinya dan kemudian mereka menulis di kertas, mengulangi menulis huruf dan bunyinya. Membaca, mengeja, dan menulis diajarkan secara bersamaan. Juga menggunakan  buku audio dan memberikan PR yang yang dimodifikasi. Orang tua diminta untuk membaca kepada anak-anak mereka untuk meningkatkan kesadaran membaca dan memberikan anak-anak mereka pengetahuan biasanya diperoleh dengan membaca.11 Pada tahap kedua, fokus pada penyesuaian. Pada tahap penyesuaian termasuk waktu membaca yang lama, adanya alat perekam di ruang kelas, audio-book dan menggunakan komputer dengan pengecek ejaan.5
14. Prognosa
Prognosa gangguan membaca pada anak tergantung pada tingkat keparahan gangguan dan tipe perbaikan yang diterimanya. Secara umum, anak-anak yang diketahui mengalami gangguan membaca sebelum kelas 3 sekolah dasar dan mendapat pelatihan membaca intensif dapat berprognosa baik. Akan tetapi hal tersebut bervariasi sesuai tingkat inteligensia, kesempatan pendidikan, keinginan pribadi dan keluarga untuk mengatasi gangguan memabca ini. Prognosis biasanya baik bila dideteksi secara dini. Keinginan pribadi yang kuat, diikuti dengan dukungan keluarga, teman dan guru dapat meningkatkan peluang anak untuk mengatasi gangguan membacanya.3
15. KESIMPULAN
Kriteria gangguan membaca dalam DSM IV : a) Kemampuan membaca           ( ketepatan, kecepatan atau pemahaman bacaan ) dilakukan pada individu sesuai umur, intelejensi dan pendidikan yang menurun sekali dari yang diharapkan. b)  gangguan membaca sangat mempengaruhi pencapaian akademik atau aktivitas sehari-hari yang diperoleh melalui kemampuan membaca. c) bila terdapat defisit sensorik, kesulitan membaca yang melebihi biasanya berkaitan dengan hal tersebut. terdapat 5-15 % gangguan membaca dari keseluruhan populasi. 80 % anak yang mengalami gangguan belajar memiliki gangguan membaca.
Gangguan membaca disebabkan oleh permasalah persepsi visual, pemrosesan fonem, neurofisologi dan genetik. Gejala Disleksia sulit dikenali sebelum anak masuk sekolah, tetapi beberapa tanda awal mungkin menunjukkan adanya masalah.
Terapi dengan Intervensi melalui program pelatihan pada anak gangguan membaca sebaiknya diberikan untuk meningkatkan kepekaan bunyi kata, kemampuan menyatukan kata, memisah kata dan pemahaman bacaan.
   DAFTAR PUSTAKA
1.     Sadock, Benjamin James dan Sadock, Virginia Alcott. Learning Disability Dalam : Kaplan & Sadock's Synopsis of Psychiatry: Behavioral Sciences/Clinical Psychiatry. s.l. : Lippincott Williams & Wilkins, 2007. bab 39 .
2.    Lyon, G. Reid. Learning Disabilities dalam The Future Children. s.l. : Spring, 1996. 54-76.
3.     Davidson Tish. Reading Disorder Dalam : Encyclopedia of Mental Disorder di unduh dari www.minddisorders.com. Diakses agustus 2014
4.    .Eric R Crouch, et al. Reading Learning Disorder. Di unduh dari www. Emedicine.medscape.com/article/1835801 di akses agustus 2014
5.    Sutton H, Glascoe F. Evaluation of Children with Reading Difficulties. Journal AAFP.2006. 74:2079-84
6.    Margaret J S. Reading and other Learning Difficulties dalam Child and Adolescent Psychiatry. Edisi 4. Blackwell Science. 2002. H 682-692
7.    Charoo.S et al. Dyslexia ; The Developmental Reading Disorder. Internationale Pharmaceutica Sciencia. 2011. 1:88-93
8.    American Academic Pediatrics. Learning Disabilities, dyslexia and vision. Journal The American Academy of Pediatrics. 2009. 124:836
9.    Allen F, et al. Diagnostic  And Statistical manual of Mental Disorder, Fourth edition Text Revision. American Psychiatric Association. 200 Washington, DC. 2000. 49-52
10. Sally E, Bennet A. Dyslexia ( Spesific Reading Disorder ). Pediatric in Review. 2003. 24:147-153
11. 11.Lewis melvin. Child and Adolescent Psychiatry : A Comprehensive Text Book, Lippincott Williams & Wilkins Publishers.2002; h 583-592

Senin, 10 November 2014

BALLARD SCORE

Ballard score merupakan suatu versi sistem Dubowitz. Pada prosedur ini penggunaan kriteria neurologis tidak tergantung pada keadaan bayi yang tenang dan beristirahat, sehingga lebih dapat diandalkan selama beberapa jam pertama kehidupan. Penilaian menurut Ballard adalah dengan menggabungkan hasil penilaian maturitas neuromuskuler dan maturitas fisik. Kriteria pemeriksaan maturitas neuromuskuler diberi skor, demikian pula kriteria pemeriksaan maturitas fisik. Jumlah skor pemeriksaan maturitas neuromuskuler dan maturitas fisik digabungkan, kemudian dengan menggunakan tabel nilai kematangan dicari masa gestasinya.
1 a. Maturitas Fisik (Penjelasan) :
1. Kulit.  Pematangan kulit janin melibatkan pengembangan struktur intrinsiknya bersamaan dengan hilangnya bertahap lapisan pelindung, yang kaseosa vernix. Oleh karena itu, mengental, mengering dan menjadi kusut dan / atau kulit, dan mungkin mengembangkan ruam sebagai pematangan janin berlangsung. Fenomena ini dapat terjadi di berbagai langkah pada janin individu tergantung di bagian atas kondisi ibu dan lingkungan intrauterin. Sebelum pengembangan epidermis dengan  stratum korneum, kulit transparan dan mematuhi agak ke jari pemeriksa. Kemudian menghaluskan, mengental dan menghasilkan pelumas, dengan vernix, yang menghilang menjelang akhir kehamilan. Pada jangka panjang dan pasca-panjang, janin dapat mengalihkan mekonium ke dalam cairan ketuban. Hal ini dapat menambahkan efek untuk mempercepat proses pengeringan, menyebabkan mengelupas, retak, dehidrasi, dan menanamkan sebuah perkamen, kemudian kasar, penampilan untuk kulit. Untuk tujuan penilaian, alun-alun yang menggambarkan kulit bayi yang paling dekat harus dipilih.
2. Lanugo
Lanugo adalah rambut halus menutupi tubuh janin. Dalam ketidakdewasaan ekstrim, kulit tidak memiliki apapun lanugo. Hal ini mulai muncul di sekitar minggu 24 sampai 25 dan biasanya berlimpah, terutama di bahu dan punggung atas, pada minggu 28 kehamilan. Penipisan terjadi pertama di atas punggung bawah, mengenakan pergi sebagai kurva tubuh janin maju ke posisinya matang, tertekuk. Daerah kebotakan muncul dan menjadi lebih besar dari daerah lumbo-sakral. Pada sebagian besar janin kembali tanpa lanugo, yaitu, bagian belakang adalah sebagian besar botak. Variabilitas dalam jumlah dan lokasi lanugo pada usia kehamilan tertentu mungkin disebabkan sebagian ciri-ciri keluarga atau nasional dan untuk pengaruh hormonal, metabolisme, dan gizi tertentu. Sebagai contoh, bayi dari ibu diabetes khas memiliki lanugo berlimpah di pinnae mereka dan punggung atas sampai mendekati atau melampaui penuh panjang kehamilan. Untuk tujuan penilaian, pemeriksa memilih alun-alun yang paling dekat menggambarkan jumlah relatif lanugo pada daerah atas dan bawah dari punggung bayi.
3. Garis Telapak Kaki
Bagian ini berhubungan dengan kaki besar lipatan di telapak kaki. Penampilan pertama dari lipatan muncul di telapak anterior di bola kaki. ini mungkin berhubungan dengan fleksi kaki di rahim, tetapi dikontribusikan oleh dehidrasi kulit. Bayi non-kulit putih asal telah dilaporkan memiliki lipatan kaki sedikit pada saat lahir. Tidak ada penjelasan yang dikenal untuk ini. Di sisi lain, percepatan dilaporkan jatuh tempo neuromuskuler pada bayi hitam biasanya mengkompensasi ini, mengakibatkan pembatalan efek lipatan kaki tertunda. Oleh karena itu, biasanya tidak ada over- atau di bawah-perkiraan usia kehamilan karena ras ketika total skor dilakukan. Bayi sangat prematur dan sangat tidak dewasa tidak memiliki lipatan kaki terdeteksi. Untuk lebih membantu menentukan usia kehamilan ini bayi, mengukur panjang kaki atau tumit-jari jarak sangat membantu. Hal ini dilakukan dengan menempatkan kaki bayi pada pita pengukur metrik dan mencatat jarak dari belakang tumit ke ujung jari kaki yang besar. Untuk tumit-jari jarak kurang dari 40 mm, mencetak dua dikurangi (-2) diberikan; bagi mereka antara 40 dan 50 mm, skor minus satu (-1).
4. Payudara
Tunas payudara terdiri dari jaringan payudara yang dirangsang untuk tumbuh dengan estrogen ibu dan jaringan lemak yang tergantung pada status gizi janin. pemeriksa catatan ukuran areola dan kehadiran atau tidak adanya stippling (diciptakan oleh papila berkembang dari Montgomery). Pemeriksa kemudian palpates jaringan payudara di bawah kulit dengan memegangnya dengan ibu jari dan telunjuk, memperkirakan diameter dalam milimeter, dan memilih alun-alun yang sesuai pada lembar skor. Di bawah-dan over-gizi janin dapat mempengaruhi variasi ukuran payudara pada usia kehamilan tertentu. Efek estrogen ibu dapat menghasilkan ginekomastia neonatus pada kedua hari keempat kehidupan ekstrauterin.
5. Mata / Telinga
Pinna dari telinga janin perubahan itu konfigurasi dan peningkatan konten tulang rawan sebagai kemajuan pematangan. Penilaian meliputi palpasi untuk ketebalan tulang rawan, kemudian melipat pinna maju ke arah wajah dan melepaskannya. Pemeriksa mencatat kecepatan yang pinna dilipat terkunci kembali menjauh dari wajah ketika dirilis, kemudian memilih alun-alun yang paling dekat menggambarkan tingkat perkembangan cartilagenous. Pada bayi yang sangat prematur, pinnae mungkin tetap terlipat ketika dirilis. Pada bayi tersebut, pemeriksa mencatat keadaan pembangunan kelopak mata sebagai indikator tambahan pematangan janin. Pemeriksa tempat ibu jari dan telunjuk pada kelopak atas dan bawah, dengan lembut memindahkan mereka terpisah untuk memisahkan mereka. Bayi yang sangat belum dewasa akan memiliki kelopak mata menyatu erat, yaitu, pemeriksa tidak akan dapat memisahkan fisura palpebra baik dengan traksi lembut. Bayi sedikit lebih dewasa akan memiliki satu atau kedua kelopak mata menyatu tetapi satu atau keduanya akan sebagian dipisahkan oleh traksi cahaya ujung jari pemeriksa. temuan ini akan memungkinkan pemeriksa untuk memilih pada lembar skor dua dikurangi (-2) untuk sedikit menyatu, atau minus satu (-1) untuk longgar atau kelopak mata sebagian menyatu. Pemeriksa tidak perlu heran menemukan variasi yang luas dalam status kelopak mata fusi pada bayi individu pada usia kehamilan tertentu, karena nilai kelopak mata un-fusi dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang terkait dengan stres intrauterin dan humoral tertentu.
6. Genitalia Pria Testis janin mulai turun mereka dari rongga peritoneum ke dalam kantong skrotum pada sekitar minggu 30 kehamilan. Testis kiri kanan mendahului dan biasanya memasuki skrotum pada minggu ke-32. Kedua testis biasanya teraba di atas untuk menurunkan kanal inguinalis pada akhir minggu ke-33 untuk ke-34 kehamilan. Bersamaan, kulit skrotum mengental dan mengembangkan rugae lebih dalam dan lebih banyak. Testis ditemukan di dalam zona rugated dianggap turun. Dalam prematuritas ekstrim skrotum ini datar, halus dan muncul dibedakan seksual. Pada jangka panjang untuk pasca-panjang, skrotum dapat menjadi terjumbai dan benar-benar dapat menyentuh kasur ketika bayi terletak terlentang. Catatan: Dalam kriptorkismus benar, skrotum pada sisi yang terkena tampak tidak berpenghuni, hipoplasia dan dengan rugae terbelakang dibandingkan dengan sisi yang normal, atau, untuk kehamilan tertentu, ketika bilateral. Dalam kasus seperti itu, sisi normal harus mencetak gol, atau jika bilateral, skor yang serupa dengan yang diperoleh untuk kriteria kematangan lain harus diberikan. 7. Genitalia Wanita Untuk memeriksa bayi perempuan, pinggul harus hanya sebagian diculik, yaitu, sekitar 45 ° dari horizontal dengan bayi berbaring telentang. Penculikan berlebihan dapat menyebabkan klitoris dan labia minora untuk tampil lebih menonjol, sedangkan adduksi dapat menyebabkan labia majora untuk menutupi atas mereka. Dalam prematuritas ekstrim, labia dan klitoris yang datar sangat menonjol dan mungkin menyerupai lingga laki-laki. Sebagai pematangan berlangsung, klitoris menjadi kurang menonjol dan labia minora menjadi lebih menonjol. Menjelang panjang, baik klitoris dan labia minora surut dan akhirnya diselimuti oleh labia majora memperbesar. Labia mayora mengandung lemak dan ukuran mereka dipengaruhi oleh nutrisi intrauterin. Lebih-gizi dapat menyebabkan labia majora besar di awal kehamilan, sedangkan di bawah-gizi, seperti pada retardasi pertumbuhan intrauterin atau pasca- jatuh tempo, dapat mengakibatkan labia majora kecil dengan klitoris relatif menonjol dan labia minora larut kehamilan. Temuan ini harus dilaporkan seperti yang diamati, karena skor yang lebih rendah pada item ini dalam kronis stres atau pertumbuhan janin terhambat dapat diimbangi dengan skor lebih tinggi pada neuro-otot item tertentu.
b. Maturitas Neuromuskuler ( penjelasan ):

1. Postur Otot tubuh total tercermin dalam sikap yang disukai bayi saat istirahat dan ketahanan untuk meregangkan kelompok otot individu. Sebagai pematangan berlangsung, janin meningkat secara bertahap mengasumsikan nada fleksor pasif yang berlangsung dalam arah sentripetal, dengan ekstremitas bawah sedikit di depan ekstremitas atas. Bayi prematur terutama pameran dilawan nada ekstensor pasif, sedangkan istilah bayi mendekati menunjukkan nada fleksor semakin kurang menentang pasif. Untuk mendapatkan item postur, bayi ditempatkan terlentang (jika ditemukan rawan) dan pemeriksa menunggu sampai bayi mengendap dalam posisi santai atau disukai. Jika bayi ditemukan telentang manipulasi, lembut (fleksi jika diperpanjang, memperpanjang jika tertekuk) dari ekstremitas akan memungkinkan bayi untuk mencari posisi dasar kenyamanan. Fleksi pinggul tanpa hasil penculikan di posisi katak-kaki seperti yang digambarkan dalam postur persegi # 3. Fleksi hip diiringi penculikan digambarkan oleh sudut lancip di pinggul di alun-alun postur # 4. Sosok yang paling dekat menggambarkan postur disukai bayi dipilih.

2. Jendela pergelangan tangan Pergelangan fleksibilitas dan / atau resistensi terhadap ekstensor peregangan bertanggung jawab untuk sudut yang dihasilkan dari fleksi pada pergelangan tangan. Pemeriksa meluruskan jari-jari bayi dan berlaku tekanan lembut pada dorsum tangan, dekat jari- jari. Dari pra-sangat panjang untuk pasca-panjang, sudut yang dihasilkan antara telapak tangan dan lengan bawah bayi diperkirakan; > 90 °, 90 °, 60 °, 45 °, 30 °, dan 0 °. Alun-alun yang tepat pada lembar skor dipilih. 3. Gerakan lengan membalik Manuver ini berfokus pada nada fleksor pasif otot bisep dengan mengukur sudut mundur berikut perpanjangan sangat singkat dari ekstremitas atas. Dengan bayi berbaring telentang, pemeriksa tempat satu tangan di bawah siku bayi untuk dukungan. Mengambil tangan bayi, pemeriksa sebentar set siku dalam fleksi, maka sesaat meluas lengan sebelum melepaskan tangan. Sudut mundur yang lengan mata air kembali ke fleksi dicatat, dan alun-alun yang sesuai dipilih pada lembar skor. Bayi yang sangat prematur tidak akan menunjukkan apapun mundur lengan. # 4 persegi dipilih hanya jika ada kontak antara kepalan bayi dan wajah. Ini terlihat dalam jangka panjang dan bayi pasca. Perawatan harus diambil untuk tidak memegang lengan dalam posisi diperpanjang untuk jangka waktu lama, karena hal ini menyebabkan kelelahan fleksor dan menghasilkan skor yang palsu rendah karena untuk mundur fleksor miskin.

4. Sudut popliteal
Manuver ini menilai pematangan nada fleksor pasif sendi lutut dengan pengujian untuk ketahanan terhadap perpanjangan ekstremitas bawah. Dengan berbaring telentang bayi, dan dengan popok kembali bergerak, paha ditempatkan lembut pada perut bayi dengan lutut tertekuk penuh. Setelah bayi telah rileks dalam posisi ini, pemeriksa lembut menggenggam kaki di sisi dengan satu tangan sementara mendukung sisi paha dengan lainnya. Perawatan diambil tidak untuk mengerahkan tekanan pada paha belakang, karena hal ini dapat mengganggu fungsi mereka. Kaki diperpanjang sampai resistensi pasti untuk ekstensi dihargai. Pada beberapa bayi, kontraksi hamstring dapat digambarkan selama manuver ini. Pada titik ini terbentuk pada sudut lutut oleh atas dan kaki bagian bawah diukur. Catatan: a) Hal ini penting bahwa pemeriksa menunggu sampai bayi berhenti menendang aktif sebelum memperpanjang kaki. b) Posisi terang akan mengganggu kehamilan sungsang dengan ini manuver untuk 24 sampai 48 jam pertama usia karena kelelahan berkepanjangan fleksor intrauterin. Tes harus diulang setelah pemulihan telah terjadi; bergantian, skor yang sama dengan yang diperoleh untuk item lain dalam ujian dapat diberikan.

5. Scarf Sign (Tanda selendang) Manuver ini tes nada pasif fleksor tentang korset bahu. Dengan bayi terlentang berbaring, pemeriksa menyesuaikan kepala bayi untuk garis tengah dan mendukung tangan bayi di dada bagian atas dengan satu tangan. ibu jari tangan lain pemeriksa ditempatkan pada siku bayi. Pemeriksa dorongan siku di dada, penebangan untuk fleksi pasif atau resistensi terhadap perpanjangan otot fleksor bahu korset posterior. Titik pada dada yang siku bergerak dengan mudah sebelum resistensi yang signifikan dicatat. Tengara mencatat dalam rangka meningkatkan kematangan adalah: jilbab penuh di tingkat leher (-1); aksila kontralateral baris (0); baris puting kontralateral (1); proses xyphoid (2); baris puting ipsilateral (3), dan aksila ipsilateral baris (4).

6. Tumit ke Telinga
( Manuver ini mengukur nada fleksor pasif tentang korset panggul dengan tes fleksi pasif atau resistensi terhadap perpanjangan otot fleksor pinggul posterior. Bayi ditempatkan terlentang dan tertekuk ekstremitas bawah dibawa untuk beristirahat di kasur bersama bagasi bayi. Pemeriksa mendukung paha bayi lateral samping tubuh dengan satu telapak tangan. Sisi lain digunakan untuk menangkap kaki bayi di sisi dan tarik ke arah telinga ipsilateral. Para menebang pemeriksa untuk ketahanan terhadap perpanjangan fleksor panggul korset posterior dan catatan lokasi dari tumit mana resistensi yang signifikan adalah dihargai. Tengara mencatat dalam rangka meningkatkan kematangan termasuk resistensi terasa ketika tumit pada atau dekat: telinga (-1); hidung (0); dagu tingkat (1); baris puting (2); daerah pusar (3), dan femoralis lipatan (4). c. Hasil Pemeriksaan1 Jumlah skor pemeriksaan maturitas neuromuskuler dan maturitas fisik digabungkan, kemudian dengan menggunakan tabel nilai kematangan dicari masa gestasinya. 
Referensi : 1. Ballard JL, Khoury JC, Wedig K, et al : New Ballard Score, expanded to include extremely premature infants. J Pediatrics 1991; 119:417-423.

Hospital acquired Pneumonia pada anak

Rf. Respirologi          dr. Abdullah Shiddiq Adam, M.Ked(Ped),SpA                                        Pendahuluan Pneumonia na...